Mata Kuliah : Menulis |
Pokok Bahasan : Kalimat |
Pertemuan Ke-5,6 |
Pembahasan |
BAB III KALIMAT A. Tujuan Setelah membahas pokok bahasan ini, mahasiswa dapat memahami ciri-ciri kalimat, syarat sebuah kalimat, macam-macam kalimat dan dapat menerapkannya dalam hehidupan. B. Uraian Bahan Ajar Menulsi merupakan salah satu kegiatan berbahasa. Bahasa tulis dalam penggunaanya sehari-hari berbeda dengan bahasa lisan, unsur suprasegental (aksen, nada, tekanan) dan paralingual (gerak-gerik tangan, mata, kepala) memberi sumbangan yang hakiki terhadap keberhasilan komunikasi. Jika pembicara salah dalam berucap, kesalahan langsung didengar oleh lawan bicara. Namun, kalimat-kalimat yang diucapkan pembicara strukturnya kurang baik tidak akan menghambat komunikasi. Dalam hal ini sudan dan ada kesan bahwa dalam berbahasa lisan ada keronggaran-kelonggaran. Berbeda dengan baha lisan, dalam bahasa tulis unsur suprasegmental paralingual tidak ada sehingga penulis harus mengungkapkan sesuatu dengan jelas dan berhati-hati dalam menyusun kalimat. Jika penulis membuat kesalahan dalam tulisanya kesalahan tersebut dapat segera diperbaiki. Dalam bahasa tulis struktur kalimat harus benar. Artinya kemunculan subjek dan predikat dalam intransitif dari kemunculan subjek,predikat, dan objek dalam transitif haruslah dipatuhi. Dengan kata lain, bahasa tulis harus tunduk pada aturan atau kaidah. Berdasarkan hal tersebut diatas, penyusunan sebuah kalimat harus memperhatikan beberapa hal seperti : 1) Fungsi kalimat (subjek,predikat,objek) wajib dinyatakan secara nyata. Jika salah satu fungsi tidak ada,kalimat akan menjadi salah. Contoh : a. - tugas ini harap dilaksanakan sebaik-baiknya. (benar) - Harap dilaksanakan sebaik-baiknya (salah) b. - Ibu menjemur pakaian. (benar) - Ibu menjemur. (salah) - Ibu pakaian. (salah) c. - Dalam rapat itu, bebagai masalah dibicarakan oleh peserta. (benar) - dalam rapat itu membicarakan berbagai masalah. (salah) 2) Awalan dan akhiran yang digunakan untuk membentuk kata kerja harus dinyatakan secara nyata. Jika awalan dan akhiran itu dilesapkan, kalimat menjadi salah. Contoh : Benar (a) Iran akan meratakan bagdad dengan rudal. (b) Engkau harus berhati-hati jika bertemu dengan dia. (c) Dua orang pemulung dihukum dua tahun. (d) Laporkan kejadian itu ! Salah (a) Iran akan ratakan Bagdad dengan rudal. (b) Engkau harus berhati-hati jika bertemu dengan dia (c) Dua orang pemulung hukum dua tahun (d) Lapor kejadian itu ! 3) Semua kata yang digunakan dalam kalimat berfungsi. Artinya, semua kata yang digunakan mengandung konsep tertentu sehingga tidak terjadi pemborosan kata. Contoh : Benar (a) Para pemuda mengerti apa yang harus mereka lakukan. (b) Peta itu merupakan bagian Kabupaten Magelang. (c) Anak itu menulis karangan. (d) Hadirin dimohon berdiri! Salah (a) Para pemuda mengerti dimana yang harus meraka lakukan. (b) Peta itu merupakan bagian daripada Kabupaten Magelang (c) Anak itu menulis dalam karangan (d) Kepada hadirin dimohon berdiri 4) Kata-kata yang dipilih untuk menyusun kalimat harus tepat. Contoh : Benar (a) Kiranya anjurannya akan diterima oleh baginda. (b) Ia sedang membuat rak buku. (c) Buku itu diberikan kepada saya. (d) Kantor tempat ia bekerja tidak jauh dari rumahnya. (e) Ia membawahkan beberapa orang. (f) Ia sedang menginventaris alat rumah tangga kantor. Salah (a) Kiranya anjurannya akan didahar oleh baginda. (b) Ia sedang membikin rak buku. (c) Buku itu diberi ke saya. (d) Kantor dimana ia bekerja tidak jauh dari rumahnya. (e) (f) Ia membawahi beberapa orang. (g) Ia sedang menginventarisir alat-alat rumah tangga kantor. 5) Kalimat yang tersusun jangan terdiri atas dua buah anak kalimat. Jika hal itu terjadi kalimatny salah. Contoh : Benar (a) Karena sakit, ia tidak masuk kantor. (b) Meskipun turun, ia pergi juga kesekolah. (c) Walaupun maju bersama-sama, mereka belum dapat mengalahkannya. (d) Setelah segala keperluan Sultan Agung selesai, kembalilah beliau ke Mataram. Salah (a) Karena sakit,maka ia tidak masuk kantor. (b) Meskipun turun hujan, tetapi ia pergi juga sekolah. (c) Walaupun maju bersama-sama, namun mereka belum dapat mengalahkannya. (d) Setelah segala keperluannya Sultan Agung selesai, maka kembalilah beliau ke Mataram. 6) Kalimat yang tersusun terhindar dari bentuk-bentuk rancu. Jika mengandung bentuk rancu, kalimat yang tersusun salah. Contoh : Benar (a) Hal itu belum diajarkan kepada kami atau hal itu belum kami pelajari. (b) Hotel itu dipertinggi atau hotel itu dipertinggikan. (c) Merek saling memandang atau mereka pandang-memandang. (d) Dia dilarang merokok atau dia tidak boleh merokok. Salah (a) Hal itu belum dipelajarkan kepada kami. (b) Hotel itu dipertinggikan. (c) Mereka saling pandang-memandang. (d) Dia dilarang tidak boleh merokok. 7) Ejaannya benar. Contoh : Benar (a) Saya tidak datang kalau turun hujan. (b) Ayah mengatakan bahwa adik akan datang. (c) Akan tetapi, ia tidak datang. (d) Di samping itu kita tidak beruntung. Salah. (a) saya tidak datang,jika turun hujan. (b) Ayah mengatakan, bahwa adik akan datang. (c) Akan tetapi ia tidak datang (d) Di samping itu kita tidak beruntung. C. Latihan Amati bacaan berikut ini, kemudian analisislah berdasarkan, kemudian analisislah berdasarkan syarat-syarat kalimat efektip kemudian perbaikilah hingga mrnjadi bacaan yang seluruhnya mengandung kalimat efektip! “Assalamu’alaikum Wr, Wb. Selamat siang. Kami merasa sangat bahagia sekali karena kami pada kesempatan ini kita dapat bertemu dalam forum seminar dalam rangka mengkaji permasalahan yang telah jadi sebuah wacana di masyarakat luas, yakni adalah tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai pendidikan usia dini di keluarga. Pertama-tama sekali perkenalkan nama saya Renata Wulandari dimana saya akan melaksanakan pemanduan acara seminar ini. Telah menghadiri ditengah-tengah kita yang duduk diseblah kanan saya adalah bapak Prof. Dr. Wahyu Sasmita, beliau seorang pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta. Pakar ini pun banyak juga menulis diberbagai banyak media masa melalui kolom pendidikan. Telah banyak pula dikeluarkan buku yang diterbitkan terutama sekali masalah-masalah yang mempunyai hubungan dengan pendidikan. Disamping kiri saya adalah bapak Prof. Dr. Suryaman, beliau pun juga bertindak sebagai ahli dan pakar pendidikan bagian anak, sangat perhatian pada banyak masalah-masalah sosial dan dikenal juga sebagai inofator dan pembaru pendidikan dengan konsep quantun learning. Konsep yang diluncurkannya itu mencuri banyak perhatian kita sebagai pelaksana pendidikan. Oleh sebab itu, salah satu dorongan dihadirkannya beliau adalah untuk mengadakan pembahasan kembali konsep tersebut itu. Kedua pakar ini masing-masing menyajikan makalahnya. Untuk itu, waktu dan tempat saya persilahkan. --------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------- |
Senin, 19 Desember 2011
Mata Kuliah : Menulis pertemuan ke 5.6
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar