Minggu, 25 Desember 2011
Senin, 19 Desember 2011
DOWNLOAD MATERI KEBIDANAN
Fisiologipersalinan.rar http://www.ziddu.com/download/16582588/ Fisiologipersalinan.rar.html |
HW-AIDS.rar http://www.ziddu.com/download/16582587/HW-AIDS.rar.html |
HW-INFERTILITAS.rar http://www.ziddu.com/download/16582585/HW-INFERTILITAS.rar.html |
HW-PERDARAHANHAMILMUDA.rar http://www.ziddu.com/download/16582584/HW-PERDARAHANHAMILMUDA.rar.html |
asuhandasarkegawatdaruratanobstetri.rar http://www.ziddu.com/download/16582583/ asuhandasarkegawatdaruratanobstetri.rar. html |
HW7-KANKERLEHERRAHIM.rar http://www.ziddu.com/download/16582582/HW7-KANKERLEHERRAHIM.rar.html |
Fisiologinifasdanlaktasi.rar http://www.ziddu.com/download/16582581/ Fisiologinifasdanlaktasi.rar.html |
HAIDSIKLUSNYA.rar http://www.ziddu.com/download/16582580/ HAIDSIKLUSNYA.rar.html |
Asfiksianeonatorumppt.rar http://www.ziddu.com/download/16582257/ Asfiksianeonatorumppt.rar.html |
ASUHANBAYIDENGANHIPOTERMIppt.rar http://www.ziddu.com/download/16582256/ ASUHANBAYIDENGANHIPOTERMIppt.rar.html |
ASUHANBAYIDENGANHIPOTERMI.rar http://www.ziddu.com/download/16582255/ ASUHANBAYIDENGANHIPOTERMI.rar.html |
ANEMIAKEHAMILANppt.rar http://www.ziddu.com/download/16582254/ ANEMIAKEHAMILANppt.rar.html |
AsuhanBayiBarulahirNeonatusicterusppt.rar http://www.ziddu.com/download/16582253/ AsuhanBayiBarulahirNeonatusicterusppt.ra r.html |
PemberianObatperOral.doc http://www.ziddu.com/download/16582222/ PemberianObatperOral.doc.html |
|
HormonKelaminKontrasepsi.pdf http://www.ziddu.com/download/16567626/ HormonKelaminKontrasepsi.pdf.html |
anfis-cardiovaskuler1.ppt http://www.ziddu.com/download/16567625/anfis-cardiovaskuler1.ppt.html |
Pedarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pascapersalinan. Terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini :
§ Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari sebenarnya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urin. Darah juga tersebar pada spons, handuk, dan kain di dalam ember dan lantai
§ Volume darah yang menghilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada yang anemia.
|
Penilaian risiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pascapersalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insidens perdarahan pascapersalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca persalinan harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan pascapersalinan.
MASALAH
§ Perdarahan setelah bayi lahir dan dalam 24 jam pertama persalinan (Perdarahan pascapersalinan primer atau P3)
§ Perdarahan setelah 24 jam pertama persalinan (Perdarahan pascapersalinan sekunder atau P2S)
|
§ Mintalah bantuan, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
§ Lakukan pemeriksaan secara tepat keadaan umum ibu termasuk tanda vital
§ Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan. Jika tanda-tanda syok tidak terlihat, ingatlah saat anda melakukan evaluasi lanjut karena status wanita tersebut dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, segera mulai penanganan syok.
§ Pastikan bahwa kontraksi uterus baik :
ö Lakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah. Bekuan darah yang terperangkap di uterus akan menghalangi kontraksi uterus yang efektif.
ö Berikan 10 IU oksitosin IM
§ Pasang infuse cairang IV
§ Lakukan kateterisasi, dan pantau cairan keluar-masuk
§ Periksa kelengkapan plasenta
§ Periksa kemungkinan robekan serviks, vagina, dan perineum.
§ Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah
§ Jika perdarahan teratasi (24 jam setelah perdarahan berhenti), periksa kadar hemoglobin :
ö Jika Hb kurang dari 7 g/dl atau hematokrit kurang dari 20% (anemia berat) : berilah sulfas ferrosus 600 mg atau ferrous fumarat 120 mg + asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan.
ö Jika Hb 7-11 g/dl : beri sulfas ferrosus 600 mg atau ferrous fumarat 60 mg + asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan
ö Pada daerah endemic cacing gelang (prevalensi sama atau lebih dari 20%) : berikan terapi :
- Albendasol 400 mg per oral sekali
- ATAU Mebendasol 500 mg per oral sekali atau 100 mg dua kali sehari selama 3 hari.
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda yang selalu ada | Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada | Diagnosis kemungkinan |
ö Uterus tidak berkontraksi dan lembek ö Perdarahan segera setelah anak lahir (P3) | ö Syok | Atonia uteri |
ö (P3) ö Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir ö Uterus kontraksi baik ö Plasenta lengkap | ö Pucat ö Lemah ö Menggigil | Robekan jalan lahir |
ö Plasenta belum lahir setelah 30 menit ö Perdarahan segera ö Uterus kontraksi baik | ö Tali pusat putus akibat traksi berlebihan ö Inversion uteri akibat tarikan ö Perdarahan lanjutan | Retensio plasenta |
ö Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap ö P3 | ö Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang | Tertinggalnya sebagian plasenta |
ö Uterus tidak teraba ö Lumen vagina terisi massa ö Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir) ö P3 ö Nyeri sedikit atau berat | ö Syok neurogenik ö Pucat dan limbung | Inversion uteri |
ö Sub-involusi uterus ö Nyeri tekan perut bawah ö Perdarahan > 24 jam setelah persalinan. Perdarahan bervariasi (ringan/berat, terus menerus/tidak teratur) | ö Anemia ö Demam | Perdarahan terlambat, Endometritis, atau sisa plasenta (terinfeksi atau tidak) |
ö P3 (perdarahan intraabdominal dan/ vaginam) ö Nyeri perut berat (kurangi dengan rupture) | ö Syok ö Nyeri tekan perut ö Denyut nadi ibu cepat | Rupture uteri |
Atonia Uteri
Pada atonia uteri uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan
§ Teruskan pemijatan uterus
§ Oksitosin dapat diberikan bersamaan atau berurutan
Jenis dan cara | Oksitosin | Ergometrin | Misoprostol |
Dosis dan cara pemberian awal | IV : infuse 20 IU dalam 1 liter larutan garam fisiologis dengan 60 tpm IM : 10 IU | IM atau IV secara perlahan 0,2 mg | Oral 600 mcg atau rectal 400 mcg |
Dosis lanjutan | IV : Infus 20 unit dalam 1 liter garam fisiologis dengan 40 tpm | Ulangi 0,2 mg IM setelah 15 menit. Jika masih diperlukan beri IM/IV setiap 2-4 jam | 400 mcg 2-4 jam setelah dosis awal |
Dosis maksimal per hari | Tidak lebih dari 3 liter larutan dengan oksitosin | Total 1 mg atau 5 dosis | Total 1200 mcg atau 3 dosis |
Kontraindikasi atau hati-hati | Tidak boleh memberi IV secara cepat atau bolus | Peeklampsi, vitium kordis, hipertensi | Nyeri kontraksi Asma |
Prostaglandin sebaiknya tidak diberikan secara intravenavena |
§ Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan lakukan transfuse sesuai kebutuhan
§ Jika perdarahan terus berlangsung
ö Pastikan plasentan lahir lengkap
ö Jika terdapat tanda-tanda sisia plasenta (tidak adanya bagian permukaan maternal atau robeknya membrane dengan pembuluh darahnya), keluarkan sisa plasenta tersebut
ö Lakukan uji pembekuan darah sederhana, kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan adanya koagulopati
§ Jika perdarahan terus berlangsung dan semua tindakan di atas telah dilakukan, lakukan :
ö Kompresi bimanual internal
ö Kompresi aorta abdominalis
§ Jika perdrahan terus berlangsung setelah dilakukan kompresi :
ö Lakukan ligasi arteri uterine dan ovarika
ö Lakukan histerektomi jika terjadi perdarahan yang mengancam jiwa setelah ligasi
|
|
§ Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan. Jika anda dapat merasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut
§ Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan, lakukan kateterisasi kandung kemih
§ Jika plasenta belum lahir, berikan oksitosin 10 IU IM , jika belum dilakukan pada penanganan aktif kala III
|
§ Jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk pengeluaran plasenta secara manual. Catatan : plasenta yang melekat kuat mungkin merupakan plasenta akreta. Usaha untuk melepaskan plasenta yang melekat kuat dapat perdarahan berat atau perforasi uterus, yang biasanya membutuhkan tindakan histerektomi
KTI Kebidanan, Asuhan Kebidanan dan Konsep Kebidanan
Kelelahan pada Saat Hamil
Lelah saat hamil? Bagi anda yang sudah mempunyai anak lebih dari satu mungkin sudah biasa, dan lebih cepat menyesuaikan diri. Namun bagaimana dengan ibu hamil yang pertama kali? Hamil pertama kali bagi ibu yang belum pernah mempunyai pengalaman hamil pasti sangat melelahkan.Kelelahan pada saat hamil ini disebabkan oleh factor alami karena meningkatnya hormone kehamilan. Membawa bayi dalam kandungan anda dan memenuhi kebutuhan gizinya, merupakan hal yang sangat menguras energi. Terlebih lagi jika anda salah satu wanita karir yang mengharuskan bekerja saat hamil. Kelelahan saat hamil juga bisa disebabkan oleh anemia.
Bagaimana cara mengatasi lelah pada saat hamil? Berikut idebunda akan memberikan beberapa tips untuk mengatasi kelelahan saat hamil:
- Perbanyaklah istirahat. Tidur lebih awal, bangun lebih awal, dan juga istirahat siang hari dapat membantu anda mengatasi kelelahan.
- Imbangi istirahat dengan melakukan olahraga ringan. Karena olahraga dapat membantu merangsang sirkulasi darah serta mengedarkan oksigen dan zat makanan ke seluruh tubuh anda.
- Ubahlah pola makan anda jika anda mengalami anemia. Konsumsi suplemen atau zat besi untuk membantu memulihkan kondisi anemis anda.
- Cobalah untuk sebisa mungkin memvariasikan posisi dan aktivitas anda. Jika pekerjaan anda menuntut anda untuk banyak berdiri, maka luangkan waktu untuk duduk dengan kaki dinaikkan. Akan tetapi sebaliknya, jika pekerjaan anda menuntut anda untuk lebih banyak duduk, maka cobalah untuk berdiri dan berjalan-jalan sebentar setiap jamnya.
- Cobalah untuk melakukan segala sesuatu dengan efisien. Jangan takut untuk membagi pekerjaan dan beban anda dengan anggota keluarga yang lain karena anda tidak selalu menjadi ibu yang super.
GIZI DAN NUTRIEN
• Mengapa Bidan perlu mempelajari Gizi dalam Daur Kehidupan?
• Sub pokok Bahasan
• Pengertian gizi
• Pengertian nutrien
• Macam-macam nutrien
• Fungsi nutrien
• Masalah dan perhatian pemerintah terhadap perbaikan gizi
• PENGERTIAN GIZI
• Ilmu gizi
• Zat gizi (nutrien)
• Makanan
• Pangan
• Bahan makanan
• Status gizi
• PENGERTIAN GIZI
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan
Ilmu gizi:
ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan, dalam hubungannya dengan kesehatan optimal
• PENGERTIAN GIZI
• Zat gizi (nutrien):
– zat yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu a.l:
• menghasilkan energi
• membangun dan memelihara jaringan
• serta mengatur proses-proses kehidupan
• PENGERTIAN GIZI
• Makanan:
– bahan yang mengandung unsur-unsur/ikatan kimia berupa zat gizi yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh
– juga unsur-unsur lain yang berguna bagi kesehatan, seperti:
• Serat pangan
• Air
• Fitokimia pangan
• Prebiotik dan probiotik
• PENGERTIAN GIZI
• Pangan:
– istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan
• Bahan makanan:
– makanan dalam keadaan mentah
• Status gizi:
– Keadaan tubuh individu sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
• PENGERTIAN NUTRIEN
• Merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam makanan
• Diperlukan oleh tubuh untuk berbagai keperluan:
– Menghasilkan energi
– Mengganti jaringan aus atau rusak
– Memproduksi substansi tertentu:
• Enzim
• Hormon
• Antibodi
– Untuk keperluan tumbuh kembang pada bayi, anak dan ibu hamil (tumbuh kembang janin)
• MACAM-MACAM NUTRIEN
• Makronutrien:
– Karbohidrat
– Lemak
– Protein
• Mikronutrien:
– Vitamin
– Mineral
• FUNGSI NUTRIEN
• Karbohidrat:
– Sumber energi utama
– Penghemat protein
– Berperan dalam metabolisme lemak
• FUNGSI NUTRIEN
• Lemak:
– Sumber energi
– Sumber asam lemak esensial
– Alat angkut vitamin larut lemak
– Menghemat protein
• FUNGSI NUTRIEN
• Protein:
– Pertumbuhan dan pemeliharaan
– Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh
– Pembentukan antibodi
– Mengangkut zat-zat gizi
– Sumber energi
• FUNGSI NUTRIEN (vitamin)
• Vitamin A:
mempunyai banyak peran penting dalam tubuh a.l :
– Fungsi penglihatan
– Fungsi diferensiasi sel
– Fungsi kekebalan
– Fungsi pertumbuhan dan perkembangan
– Fungsi reproduksi
– Fungsi pencegahan kanker dan penyakit jantung
• FUNGSI NUTRIEN
• Vitamin D:
Membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama:
• Vitamin A & Vitamin C
• Hormon paratiroid & Hormon kalsitonin
• Protein kolagen
• Mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor
• FUNGSI NUTRIEN
• Vitamin E:
mempunyai banyak peran dalam tubuh a.l:
– Peroksidasi lipid
– Fungsi struktural dalam memelihara integrasi membran sel
– Sintesis DNA
– Merangsang reaksi kekebalan
– Mencegah penyakit jantung koroner
– Sistim reproduksi
• FUNGSI NUTRIEN
• Vitamin K:
– Fungsi dalam pembekuan darah
– Membantu dalam pembentukan tulang
• FUNGSI NUTRIEN
• Vitamin C:
mempunyai banyak peran dalam tubuh a.l:
– Sintesis kolagen, karnitin, noradrenalin, serotonin dll
– Absorpsi dan metabolisme besi
– Absorpsi kalsium
– Mencegah infeksi, kanker dan penyakit jantung
• FUNGSI NUTRIEN
• Vitamin B1:
– Sebagai kofaktor berbagai reaksi metabolisme energi
• Vitamin B2:
– Membantu metabolisme karbohidrat, lemak dan asam amino
• Niasin:
– Membantu metabolisme karbohidrat, lemak dan asam amino
• FUNGSI NUTRIEN
• Biotin:
– Membantu metabolisme karbohidrat, lemak dan asam amino
– Membantu pembentukan DNA, RNA
– Erat kaitannya dengan asam folat, asam pantotenat dan vitamin B12
• Vitamin B6:
– Membantu metabolisme protein
– Membantu pembentukan sfingolipid yang diperlukan untuk pembentukan lapisan mielin yang menyarungi sel saraf
– Konsentrasinya tinggi di otak (kaitannya dengan demensia)
• FUNGSI NUTRIEN
• Asam pantotenat:
– Membantu reaksi metabolisme sel (koenzim A)
• Asam folat:
– Membantu metabolisme asam amino
– Membantu pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya
• Vitamin B12:
– Membantu metabolisme asam folat
– Membantu fungsi normal metabolisme semua sel (saluran cerna, sumsum tulang dan jaringan saraf)
• FUNGSI NUTRIEN
• Bahan mirip vitamin:
– Kolin (komponen fosfolipid):
• Sebagai bagian dari membran sel
• Sebagai pengantar saraf
– Mio-inositol:
• Membantu respon sel terhadap rangsangan luar, transmisi saraf dan pengaturan aktivitas enzim
• Mempunyai aktivitas lipotropik
• FUNGSI NUTRIEN (mineral makro)
• Mineral natrium:
– Menjaga keseimbangan cairan tubuh
– Mengatur tekanan osmosis sel
– Menjaga keseimbangan asam-basa
– Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot
– Berperan dalam absorpsi glukosa
– Sebagai alat angkut zat-zat gizi melalui membran (terutama melalui dinding usus)
• FUNGSI NUTRIEN
• Mineral klorida:
– Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit
– Memelihara suasana asam di lambung
– Membantu pemeliharan keseimbangan asam-basa tubuh
• FUNGSI NUTRIEN
• Mineral Kalium:
– Memelihara keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa
– Berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot
– Berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein)
– Berperan dalam pertumbuhan sel
– Menjaga tekanan darah normal
• FUNGSI NUTRIEN
• Mineral kalsium:
– Pembentukan tulang dan gigi
– Mengatur pembekuan darah
– Katalisator reaksi-reaksi biologik
– Kontraksi otot
– Meningkatkan fungsi transpor membran sel
• FUNGSI NUTRIEN
• Mineral fosfor:
– Kalsifikasi tulang dan gigi
– Mengatur pengalihan energi
– Absorpsi dan transportasi zat gizi
– Bagian dari ikatan tubuh esensial
– Pengaturan keseimbangan asam-basa
• FUNGSI NUTRIEN
• Mineral magnesium:
– Berperan dalam lebih dari 300 jenis enzim dalam tubuh (sebagai katalisator reaksi-reaksi biologik)
– Berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah
• FUNGSI NUTRIEN
• Mineral sulfur:
– Merupakan bagian dari zat gizi esensial (vitamin tiamin dan biotin serta asam amino metionin dan sistein)
– Menstabilkan molekul protein
– Terdapat di dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku
– Merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin
– Berperan dalam melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urine
• FUNGSI NUTRIEN (mineral mikro)
• Besi
– Berperan dalam metabolisme energi
– Berperan dalam kemampuan belajar
– Berperan dalam sistim kekebalan tubuh
– Berperan dalam pelarut obat-obatan
• FUNGSI NUTRIEN (mineral mikro)
• Seng:
– Memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh
– Sebagai bagian dari enzim dan kofaktor pada kegiatan lebih dari 200 enzim
– Berperan dalam berbagai aspek metabolisme karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat (DNA dan RNA)
– Berperan dalam sintesis dan degradasi kolagen (kulit, jaringan ikat dan penyembuhan luka)
• FUNGSI NUTRIEN (mineral mikro)
• Seng: (lanjutan)
– Berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma
– Merupakan bagian dari enzim superoksida dismutase
– Berperan dalam detoksikasi alkohol dan metabolisme vitamin A
– Berperan dalam fungsi kekebalan tubuh
– Dikaitkan dengan indera rasa/kecap dan bau
– Berperan dalam metabolisme tulang dan proses penggumpalan darah
• FUNGSI NUTRIEN (mineral mikro)
• Iodium:
– Merupakan bagian integral dari hormon tiroid
– Berperan dalam pembentukan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A
– Berperan dalam sintesis protein
– Berperan dalam absorpsi karbohidrat dari saluran cerna
– Berperan dalam sintesis kolesterol darah
• FUNGSI NUTRIEN (mineral mikro)
• Tembaga (Cu):
– Sebagai bagian dari enzim dalam reaksi biologik di mitokondria
– Berperan dalam sintesis protein kompleks jaringan kolagen dalam kerangka tubuh dan pembuluh darah
– Berperan sebagai pembawa rangsangan saraf
– Merupakan bagian dari enzim superoksida dismutase (antioksidan)
– Berperan mencegah anemia (membantu absorpsi besi, merangsang sintesis hemoglobin dan melepas simpanan besi dari ferritin dalam hati
– Berperan dalam pembantukan melanin (pigmen rambut dan kulit)
• FUNGSI NUTRIEN (mineral mikro)
• Mangan (Mn):
– Berperan sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme
– Berperan dalam sintesis ureum, pembentukan jaringan ikat dan tulang, serta mencegah peroksidasi lipid oleh radikal bebas
• FUNGSI NUTRIEN (mineral mikro)
• Krom (Cr):
– Berperan dalam metabolisme karbohidrat dan lipid
• Selenium (Se):
– Berperan dalam sistim enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas
• Molibdenum (Mo):
– Sebagai kofaktor berbagai enzim
• FUNGSI NUTRIEN (mineral mikro)
• Fluor (F):
– Berperan dalam mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi
• Kobal (Co):
– Merupakan komponen vitamin B12
– Mematangkan sel darah merah
– Menormalkan fungsi semua sel
– Berperan dalam fungsi berbagai enzim
• Masalah dan perhatian pemerintah terhadap perbaikan gizi
Empat masalah gizi utama:
• Kurang energi protein (KEP) - Prevalensi harus ditekan di bawah 10% (33%)
• Anemia gizi besi (AGB) – Prevalensi harus ditekan di bawah 20% (40%)
• Kurang vitamin A (KVA) – sudah teratasi
• Gangguan akibat kurang iodium (GAKI) – cakupan garam beryodium harus minimal 90% (73%)
• KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)
• Penyebab:
Kekurangan makan sumber energi & protein
• Dampak:
– Pada anak-anak:
• Menghambat pertumbuhan
• Rentan terhadap penyakit (infeksi)
• Rendahnya tingkat kecerdasan
• KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)
• Dampak:
– Pada orang dewasa:
• Menurunkan produktivitas kerja
• Menurunkan derajat kesehatan (rentan terhadap penyakit)
• Faktor2 terkait:
• Kemiskinan
• Kurangnya pengetahuan tentang cara pemberian makan pada bayi dan anak
• Kurangnya pengetahuan tentang pemeliharaan lingkungan yang sehat
• KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)
• Cara penanggulangan:
– Jangka pendek, dengan mengatasi penyebab
– Jangka panjang, dengan mengatasi faktor2 terkait
• ANEMIA GIZI BESI (AGB)
• Penyebab:
– Kurangnya makanan sumber zat besi
– Penyerapan zat besi yang kurang baik
– Kehilangan darah (mens dll)
• Dampak:
– Penurunan kemampuan fisik dan produktivitas kerja
– Penurunan kemampuan berpikir/kecerdasan
– Penurunan antibodi (mudah terserang infeksi)
• Faktor terkait:
– Kemiskinan (daya beli)
– Kurangnya pengetahuan tentang makanan sumber besi
– Kurangnya pengetahuan tentang pemeliharaan lingkungan yang sehat
• ANEMIA GIZI BESI (AGB)
• Penanggulangan:
– Makanan sumber zat besi
– Bukan makanan:
• Tablet/sirup besi
• GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM (GAKI)
• Penyebab:
– Tanah kurang mengandung iodium
• Dampak:
– Pembesaran kelenjar gondok
– Hambatan dalam pertumbuhan jasmani (cebol)
– Hambatan pertumbuhan mental (dungu, terbelakang atau bodoh)
• Penanggulangan:
– Iodisasi garam dapur (pencegahan)
– Kapsul minyak beriodium
• KURANG VITAMIN A (KVA)
• Penyebab:
– Kurang asupan makanan sumber vitamin A
• Dampak:
– Kebutaan
– Mengurangai daya tahan tubuh (infeksi)
• Faktor terkait:
– Kemiskinan
– Kurangnya pengetahuan tentang gizi
• Penanggulangan: kapsul vitamin A
Langganan:
Postingan (Atom)