| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pokok Bahasan : Perencanaan Ujian | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pertemuan Ke-3 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pembahasan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. PERENCANAAN UJIAN 3.1 Pengantar Sebagai tenaga profesional, guru harus mampu me-rencanakan ujian dengan sebaik mungkin. Ini penting, agar ujian yang dilakukan betul-betul sesuai dengan tujuan ujian yang ditetapkan, dan menghasilkan sesuatu sesuai tuntutan standar ketuntasan. Baik tidaknya perencanaan ujian akan sangat berpengaruh pada hasil evaluasi yang bakal didapat. Dengan kata lain, perencanaan ujian yang baik akan me-mungkinkan perolehan hasil penilaian yang baik dan tepat sasaran. Dalam kenyataan di lapangan, masih ada guru yang menyusun soal ujian tanpa terlebih dahulu menyusun peren-canaan yang matang, terutama untuk soal-soal ujian yang dibuat oleh guru kelas/soal ujian buatan guru . Menurut Ha-lim (1982:156) “Pada umumnya mereka menyusun soal ujian itu tanpa menghiraukan masalah keseimbangan soal-soal, masalah ketepatan isi ujian, dan masalah bentuk soal-nya”. Kenyatan seperti yang digambarkan Halim ini masih kita temukan hingga dewasa ini. Padahal menurut Halim (loc.cit) “… ujian seperti itu disangsikan ketepatannya serta rendah sekali taraf kepercayaan-nnya”. Untuk menghindari munculnya kenyataan seperti yang digambarkan Halim itu, maka setiap guru seyogyanya dengan penuh kesadaran membuat perencanaan ujian, mini-mal dalam bentuk yang paling sederhana. Perencanaan ujian dalam bentuk yang agak sempurna dapat dilihat dalam urai-an selanjutnya. 3.2 Tabel Spsifikasi 3.2.1 Pengertian Tabel Spesifikasi Para pakar di bidang evaluasi biasanya membuat pe-rencaan ujian dalam bentuk tabel spesifikasi, tidak terkecu- ali untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Menurut Suhar-simi, Arikunto, (2005:175) “Tabel spesifikasi dapat disebut juga sebagai grid, kisi-kisi, atau blue-print”. Tujuan utama penyusunan kisi-kisi ini antara lain untuk menjaga agar soal yang disusun tidak menyimpang dari tuntutan kompetensi dasar dan indikator, serta sesuai pula dengan materi yang sudah dipelajari siswa. Sejalan dengan pandangan Arikunto itu, Depdiknas (2005:12) menegaskan bahwa “Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penyusun instrumen, sehingga siapa pun yang menyusunnya akan menghasilkan isi dan tingkat kesulitan soal yang relatif sama”. Hal-hal yang sebaiknya dimuat dalam kisi-kisi anta-ra lain kompetensi dasar, indikator, perincian materi, ting-kah laku yang hendak diukur, serta imbangan bobot/ pro-porsi yang dikehendaki oleh penilai. Kecuali itu kisi-kisi seharusnya juga memuat bilangan yang menunjukkan jum-lah soal yang harus dibuat, serta perimbangan jumlah soal untuk masing-masing materi uji. 3.2.2 Model Tabel Spesifikasi Kalau kita lihat realita di lapangan, ternyata model kisi-kisi ini cukup beragam. Keberagaman model ini antara lain diwarnai oleh keberagaman mata pelajaran, kebera-gaman lingkup materi yang akan diujikan, keberagaman aspek yang hendak diukur, dan keberagaman selera tim penyusunnya. Sekedar contoh, pada bagian selanjutnya akan disa-jikan wujud kongkret format kisi-kisi dimaksud. Format kisi-kisi yang akan disajkan kali ini, diangkat dari format yang ditawarkan Depdiknas (loc.cit) dan format yang dita-warkan oleh Arikunto (op.cit:181). Dengan menghadirkan dua contoh format kisi-kisi itu, diharapkan para pembaca (khususnya mahasiswaku) akan terinspirasi untuk merancang format kisi-kisi yang lebih sempurna dan lebih mudah untuk diimplementasikan. Dengan begitu, insyaallah para penyusun soal kelak dapat menyusun soal yang baik, terutama untuk soal-soal bahasa Indonesia. Tabel 1 Tabel Spesifikasi Versi Depdiknas Standar kompetensi: _______________________________
Keterangan singkatan: KD = Kompetensi Dasar MP = Materi Pokok PB = Pengalaman Belajar I = Indikator JT = Jenis Tagihan BI = Bentuk nstrumen CI = Contoh Instrumen AW= Alokasi Waktu SB/A = Sumber Bahan / Alat Mari kita cermati kisi-ksi tersebut. Apakah komponen yang seharusnya ada tetapi belum kelihatan kisi-kisi itu? Mungkinkah Anda dapat memodifikasinya, agar semua komponen yang seharusnya ada dalam tabel itu dapat dimasukkan? Silakan mencoba sesuai kreatifitas masing-masing. Semakin lengkap dan sempurna format yang Anda sediakan, insyaallah akan semakin sempurna pula perenca-naan ujian yang Anda susun. Mari berkiprah untuk menun-jukkan profesionalitas diri. Lakukan pulalah hal yang sama terhadap kisi-kisi versi Arikunto yang terdapat di bawah ini. Tabel 2 Format Tabel Spesifikasi Versi Suharsimi Arikunto
3.2.3 Penyusunan Tabel Spesifikasi Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penyu-sun kisi-kisi adalah menetapkan tujuan ujian yang akan di-capai. Untuk ini tentu saja guru perlu mendata kompetensi dasar dan menjabarkan indikator yang akan diukur sesuai kompetensi dasar tersebut. Kompetensi dasar dan indikator yang ditetapkan tentu saja tidak boleh keluar dari standar kompetensi dan standar isi yang sudah ditetapkan. Jika itu sudah dilakukan maka pada langkah kedua, guru perlu menetapkan materi uji yang sesuai dengan tun-tutan indikator tadi. Idealnya dilihat pula kesesuaiannya de- ngan materi yang sudah dipelajari siswa . Mengapa demi-kian? Karena dalam kenyataan, tidak selalu materi yang su-dah ditetapkan dalam perencanaan, mampu dicapai sesuai alokasi waktu yang disediakan. Hal ini sangat mungkin ter-jadi, disebabkan oleh berbagai faktor. Karena itu, dalam pe-rencanaan ujian, hal ini sebaiknya ikut dipertimbangkan. Bagaimana mungkin murid akan mampu menjawab soal untuk materi yang belum dipelajarinya, bukan? Oleh karena itu, kerjasama yang baik antara tim perencana dan tim pe-nyusun soal dengan tim pelaksana/guru di lapangantentu sangatlah diperlukan. Berdasarkan tujuan yang ditetapkan pada langkah pertama tadi, dan mempertimbangkan luasnya materi yang akan diujikan, maka pada langkah ketiga, guru selaku pe-nyusun kisi-kisi perlu menetapkan jumlah soal yang akan dibuat. Penetapan jumlah soal ini biasanya disesuaikan de-ngan alokasi waktu yang disediakan dan bentuk soal yang akan dibuat. Pada langkah keempat, pekerjaan Anda adalah me-mindahkan hasil kerja dari langkah pertama sampai langkah ketiga tadi ke dalam format kisi-kisi yang sudah dibuat, sampai kisi-kisi Anda terisi lengkap dan dapat diimplemen-tasikan dengan tepat oleh setiap calon penyusun soal. Dengan selesainya kisi-kisi, sebenarnya pekerjaan merencanakan ujian sedbenarnya belumlah selesai. Menga-pa begitu? Karena seperti dikatakan Depdiknas (loc.cit) bahwa“Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penyusun instru-men”. Oleh karena itu, pekerjaan perencanaan baru dapat dianggap selesai, jika instrumennya sudah dibuat. Salah satu jenis instrumen yang akan dibahas dalam bagian selanjutnya yaitu instrumen berupa soal ujian. 3.3 Latihan 2 Berbekal pemahaman Anda terhadap materi tiga, jawablah soal-soal di bawah ini. 1. Mengapa guru dituntut membuat perencanaan ujian yang sematang mungkin? Jelaskanlah. 2. Jelaskanlah: a) pengertian tabel spesifikasi; b) tujuan penyusunan tabel spesifikasi; c) manfaat tabel spesifikasi; 3. Buatlah satu contoh format tabel spesifikasi terbaik versi Anda untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. 4. Mengapa pekerjaan penyusunan soal dipandang sebagai salah satu langkah kerja perencanaan ujian? Jelaskanlah. 5. Tulislah hambatan yang Anda temukan dalam mema-hami materi yang disajikan dari bagian satu sampai bagian tiga ini. |
Senin, 19 Desember 2011
Mata Kuliah : Evaluasi Peng. Bahasa Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar