Mata Kuliah : Penelitian Pengajaran B. Indonesia | ||
Pokok Bahasan : PROSES DAN PERENCANAAN PENELITIAN | ||
Pertemuan Ke-5 | ||
Pembahasan | ||
PERTEMUAN V (PROSES DAN PERENCANAAN PENELITIAN ) A. Proses Umum Penelitian Secara umum proses penelitian diawali dengan dorongan ingin memecahkan sebuah persoalan atau ingin memperoleh sesuatu yang mampu menyelesaikan masalah. Untuk memecahkan masalah tersebut, orang mencari cara dan jalan yang berbeda-beda. Sebagian orang mencari pemecahannya dengan menggunakan logika, kecerdasan berpikir, mencari hubungan sebab-akibat antar fenomena. Sebagian lagi melihat kenyataan empiris yang terjadi. Sebagian lagi mencari jawaban dengan cara-cara supranatural. Para ilmuan atau akademisi mencoba mencari jawaban atas persoalan yang dimilikinya dengan apa yang disebut metode ilmiah. Metode ini menggabungkan kekuatan akal (rasio atau logika) yang sudah mewujud menjadi teori, dalil, atau ilmu dengan ketelitian memahami fenomena-fenomena empiris. Ketika memperoleh persoalan, para ilmuan akan mencari penjelasan dan jawabannya menurut teori, dalil, atau ilmu yang sudah ada. Dalam proses ini, terasa benar kebermanfaatan warisan peradaban para pendahulu. Tidak bisa dipungkiri bahwa para pendahulu kita telah mewariskan ilmu pengetahuan yang mampu memberikan penjelasan terhadap berbagai fenomena dan bahkan memberikan perbaikan kualitas hidup. Tetapi, apakah jawaban teori-teori terdahulu bisa menjawab persoalan masa sekarang? Perlu dibuktikan dengan fakta-fakta atau data-data yang up to date. Gabungan antara penjelasan teoretis dan pembuktian empiris itulah yang dijadikan para ilmuan untuk merumuskan jawaban atau jalan keluar atas persoalan-persoalan yang dihadapinya. Sugiono berpendapat bahwa secara umum proses penelitian bisa dibedakan menjadi dua macam proses penelitian yaitu proses penelitian naturalistik/kualitatif dan proses penelitian kuantitatif. Menurut Sugiono (1994:10-12), penelitian naturalistik/kualitatif umumnya bersifat siklus. Karena sifatnya yang demikian, penelitian ini dilakukan secara berulang-ulang. Jumlah periode pengulangan bergantung pada tingkat kedalaman dan ketelitian yang dikehendaki. Oleh karena itu makin lama penelitian ini dilakukan akan makin terfokus maslah yang sebenarnya terjadi. Berbeda dengan penelitian naturalistik, penelitian kuantitatif bersifat linier karena mengikuti metode ilmiah yang bersifat logiko-hypotheco-verivikatif. Asumsi yang mendasari penelitian ini adalah bahwa segala sesuatu bisa diklasifikasi menurut sifat maupun jenisnya; setiap fenomena ada karena ada penyebabnya; dan sebuah gejala tidak akan mengalam perubahan pada kurun waktu tertentu. Bagimana gambaran proses penelitian kualitatif dan kuantitatif tersebut, bisa dilihat pada bagan 1 dan bagan 2 berikut: Bagan 1 Proses Penelitian Naturalistik/Kualitatif
Meskipun tampak ada perbedaan proses pada kedua jenis penelitian diatas, dalam pelaksanaannya kedua proses penelitian tersebut bisa dipilah menjadi tiga tahapan besar yaitu persiapan atau perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Kegiatan persiapan atau perencanaan yang dimaksud di sini adalah perenungan mencari, menentukan, dan memahami masalah kemudian merancang bagaimana memecahkannya. Dalam tahapan penelitian, perencanaan ini mencakup 1) merumuskan masalah (latar belakang, identifikasi, pembatasan, dan perumusan), 2) mempertimbangkan tujuan dan manfaat penelitian, 3) mencari dan memahami teori/ ilmu yang berkaitan dengan masalah; 4)menentukan sumber data dan merancang metode serta alat yang digunakan dalam pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran data. Keempat macam persiapan itu menjadi dasar pelaksanaan penelitian (pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran data/hasil penelitian). Semua catatan selama proses persiapan dan pelaksanaan penelitian kemudian dilaporkan dengan mengikuti konvensi pelaporan yang telah disepakati. Laporan itu bisa berupa laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, atau disertasi. B. Tahapan Perencanaan Herbert W. Selinger dan Elana Shohamy (1989: 46) memberikan saran bagaimana merancang penelitian. Dalam hal ini mereka menakankan pada penelitian pemerolehan bahasa kedua. Dia menyatakan ada empat tahapan membuat perencanaan penelitian. 1. Tahap pertama: Membuat pertanyaan yang bersifat umum Pertanyaan yang bersifat umum dapat diperoleh dari pengalaman dan perhatian, hasil penelitian orang lain, atau dari sumber-sumber lain selain sumber mengenai bahasa kedua. Pengalaman dan perhatian dapat diperoleh dari kegiatan mengajar bahasa kedua sehingga timbul pengamatan pada seorang pembelajar yang akhirnya dapat memunculkan sebuah pertanyaan dan tumbuh menjadi bahan penelitian. Bentuk perhatian yang diputuskan untuk sebuah penelitian dikaitkan dengan masalah pada bidang lain dalam pembelajaran bahasa kedua, misalnya tentang teori dan metode membaca atau teori lain seperti sosiolinguistik. Membaca penelitian bahasa yang lain, dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yakni: penelitian bersifat teori dan penelitian bersifat empirik. Dalam penelitian bersifat teori bukan semata menjadikan penelitian bagi penelitian, tapi kemungkinan menurunkan sebuah hipotesis sehingga pertanyaan itu muncul terus menerus. Sedangkan penelitian bersifat empirik, kemungkinan untuk dibuat dalam bentuk heuristik atau deduktif. Ketika membaca hasil penelitian orang lain tentang bahasa kedua timbul pertanyaan: a) Menguji hipotesis atau menurunkan hipotesis? b) Jika penelitian dideskrifsikan, darimana data akan diperoleh? c) Apakah data itu reliabel? d) Sumber lain selain bahasa, e) Teori apa yang dipakai? psikologi, sosiologi, pendidikan? f) Apa hipotesisnya? g) Metodologi penelitian apa yang akan diterapkan? h) Pengujian hipotesisnya? dan i) Bagaimana simpulannya? 2. Tahap kedua: Mengarahkan Pertanyaan Maksudnya apakah penelitian akan diarahkan pada analisis atau sintesis? Jika sintesis yang digunakan maka pertanyaannya: fenomena apa yang tercakup dengan pertanyaan itu? Jika analisis, pertanyaannya: faktor-faktor apa yang dapat diteliti? Beberapa pertanyaan di bawah ini patut dijadikan acuan dalam tahap ini: a) Mencari pertanyaan yang masih umum setelah didapatkan bagaimana pertanyaan itu dijadikan sebagai pertanyaan penelitian? Apakah dapat diterapkan dalam sebuah eksperimen? Apakah pengumpulan datanya akan menggunakan tes atau wawancara? b) Apakah peneliti memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup untuk meneliti pertanyaan tersebut? Baik dalam bidang linguistik maupun bidang sosiolinguistik , misalnya. Bagaimana pemahaman pada statistik? Dan jika penelitian ini mengaitkan dengan kajian bidang lain, bagaimana langkah berikutnya? c) Apakah istilah-istilaah atau konsep yang digunakan dalam perumusan pertanyan sudah memberikan kejelasan dan kekonsistenan? Dan apakah istilah dan konsep yang konsisten tadi sejalan dengan penelitian lain atau yang digunakan oleh peneliti lain. d) Apakah berbagai keperluan yang dibutuhkan serta jika ada masalah yang praktis sudah diantisipasi. Jika pertanyaannya tentang sikap berbahasa pada anak atau orang dewasa apakah peneliti sudah memeiliki beberapa orang yang dapat dijadikan subjek pertanyaan. Siapa yang akan mengumpulkan datanya. Jika menggukanan komputer untuk penganalisisan data apakah memeiliki waktu dan asisten yang baik. Apakah perlu terlebih dahulu pelatihan untuk mengaplikasikan analisis satatistik komputer (computer stastistical analysis) seperti SPSS atau SAS? Sebagai contoh pertanyaan yang mengarahkan pada penelitian : 'Mengapa terdapat perbedaan kemajuan di antara pembelajar bahasa kedua?' Beberapa pertanyaan yang berkaiatan dengan pertanyaan penelitian tersebut: a) Bagaimana proses penelitian selanjutnya? b) Jika secara sintesis: mengobervasi kelompok pembelajar dan mendeskrifsikan aktivitas mereka. Atau secara analisis: penelitian difokuskan pada adanya berbagai aspek yang mempengaruhi kemajuan sikap berbahasa. c) Apakah pengetahuan sebelumnya yang dapat dijadikan teori dan konsep? d) Bagaimana kekonsistenan definisi konsep dan istilah? e) Apa masalah-masalah praktis dan kebutuhan yang diperlukan? f) Beberapa faktor yang termasuk pada tingkat pemahaman yang dapat diselidiki? g) Apakah pembelajar memiliki pengalaman belajar bahasa? h) Apakah pembelajar bersikap melalui kelas bahasa, seorang guru, atau bacaan? i) Apakah pembelajar berbakat dalam bahasa? j) Apakah pembelajar sedang dalam kelas bahasa pertama? k) Apakah jenis kelamin pembelajar? l) Bagaimana kecerdasan pembelajar dalam penggunaan bahasa? m) Pernahkan pembelajar sebelumnya memiliki praktek? n) Bagaimana ciri pribadi pebelajar? o) Bagaimana ciri pengetahuan pembelajar? Jika penelitian dilakukan dengan pendekatan sintesis, maka faktor-faktor tadi dapat dikaji bahwa fenomena tertentu merupakan sesuatu yang terbaik untuk bahan kajian. Sedangkan jika penelitian dilakukan dengan pendekatan analisis, maka hadirkan konsep yang tidak operasional, definisi tingkat, tingkat perbedaan, dan belajar. Juga membuat rumusan tentang praktek, praktek formal, praktek komunikasi, atau hal lainnya yang berkaitan. 3. Tahap ketiga: Menentukan tujuan penelitian Jiika akan dilakukan dengan kajian bersifat heuristik, maka jabarkanlah prosedur penelitian, observasi, definisi operasional beberapa istilah. Sedangkan dengan deduktif, definisi operasional berupa istilah atau faktor; rumusan pertanyaan penelitian atau hipotesis. 4. Tahap keempat: merumuskan rencana penelitian Penelitian akan menggunakan pendekatan kualitatif atau deskriptif, atau akan dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian berupa hipotesis penelitian yang nantinya akan diuji apakah hipotesis nol. Artinya, penelitian sampai pada simpulan: penerimaan hipotesis. Untuk memudahkan bagaimana keempat tahapan itu, perhatikan bagan berikut! Ada beberapa paradigma yang dapat digunakan dalam penelitian bahasa kedua yang merupakan suatu cara dalam memandang penelitian. Suatu pandangan yang penting untuk dicatat adalah kita tidak mengetahui apa yang menyebabkan sesuatu, kita semua memiliki suatu persamaan pemikiran terhadap suatu fenomena. Dalam penelitian heuristik atau penelitian deduktif kita membuat asumsi dan mencoba untuk memprediksi efek-efek hubungan atau hubungan yang terjadi dalam suatu fenomena. Kita berusaha mengungkapkan data dan menyususn hasil penelitian tersebut dalam bentuk statistik. C. Membuat Prediksi dan Mengontrol Variabel-variabel Dengan ditentukannya konsep-konsep yang tepat, kita menuju ke taraf mencari hubungan antara gejala-gejala dan fakta. Dalam hal menganalisis fakta-akta sosial yang khas, seorang peneliti harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan pengaruh terhadap fakta sosial yang ada. Faktor yang menyebabkan suatu pengaruh disebut variabel bebas (independent variable). Sedangkan faktor yang diakibatkan oleh pengaruh tadi disebut variabel terikat (dependent variable). Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hipotesis bahwa IQ meramalkan kesuksesan dalam belajar bahasa kedua, diantaanya: 1. Bahasa pertama subjek pembelajar 2. Peran jenis kelamin dalam budaya pembicara dan pembagian antara lelaki dewasa dan perempuan dewasa yang membedakan kelas pembelajar. 3. Usia anak pembelajar; 4. Guru: kepribadian, gaya guru, dsb; 5. Metode yang digunakan guru dalam kelas yang berbeda; 6. Latar dalam memberikan tes; 7. Bagaimana mengadministrasikan tes; 8. Siapa yang mengadministrasikan tes; 9. Waktu yang duigunakan dalam tes; 10. Pengaruh waktu pada setiap bagian bagi subjek; dan 11. Masalah anak pada setiap kelas atau sekolah sebelum belajar secara sempurna. D. Tipe-tipe Data dan Variabel Salah satu proses penelitian adalah pengumpulan data. Data merupakan catatan kita tentang fenomena atau objek yang diamati. Dilihat dari karektiristiknya, ada empat macam data, yaitu data nominal, ordinal, metrik atau interval, dan ratio. Khusus dalam penelitian kualitatif, data dapat dikelompokkan dalam 3 tipe, yaitu: data nominal, data ordinal, dan data metrik. 1. Data Nominal Memiliki skala yang bersifat katagorikal atau pengelompokan. Contohnya: jenis kelamin, warna kulit, agama. Perbedaan subjek dalam data nominal bersifat kualitatif. 2. Data Ordinal Memiliki skala yang menunjukkan perbedaan tingkatan subjek secara kuantitatif. Contohnya: data yang dinyatakan dalam bentuk peringkat atau rangking. 3. Data Metrik Disebut juga interval data. Data ini memilki sifat kesamaan jarak antara yang satu dengan yang lain. 4. Data Ratio Data ini diperoleh dari pengukuran yang memiliki karakteristik interval antara data yang satu dengan yang lain mempunyai jarak yang sama tetapi mempunyai nilai nol absolut. Contoh: Pengukuran besarnya gaji pegawai negri. Gaji nol rupiah berarti pegawai itu tidak menerima uang sedikit pun. Jika gajinya 1 juta rupiah kemudian mendapat bonus setengah juta rupiah, maka uang yang diperolehnya 1,5 juta rupiah. E. Validitas Internal dan Validitas Eksternal Validitas internal memilki perbedaan yang dapat diteliti pada variabel bebas secara langsung antara variabel terikat dan variabel yang tidak terikat pada variabel-variabel lain yang diperhitungkan. Validitas internal menjaga agar kondisi perubahan yang diamati pada variabel terikat merupakan akibat langsung dari pengaruh variabe bebas. Jadi, bukan karena variabel lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa validitas internal merupakan ukuran tentang kebenaran data yang diperoleh dengan menggunakan seperangkat alat. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal: 1. Sifat variabel subjek, 2. Ukuran populasi subjek, 3. Banyaknya waktu untuk mengumpulkan data atau memperlakukan suatu percobaan, 4. Kesamaan dari subjek, 5. Sejarah, pengurangan dan kedewasaan, dan 6. Instrumen pekerjaan yang memilki sifat sensitif. Validitas eksternal mengacu pada kesesuaian antara hasil suatu tes dengan hasil tes yang lain yang digunakan sebagai kriteria.Suatu penelitian dikatakan memilki validitas eksternal jika dapat menemukan kegunaan yang bisa menggeneralisasikan suatu situasi dalam penelitian. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas eksternal: 1. Karakteristik populasi, 2. Hubuingan pemilihan subjek dan penelitian, 3. Mendeskripsikan dengan jelas variabel-variabel bebas, 4. Pengaruh di sekitar penelitian, 5. Peneliti atau pengaruh penguji-coba, 6. Metodologi pengumpulan data, dan 7. Pengaruh waktu. |
Senin, 19 Desember 2011
Mata Kuliah : Penelitian Pengajaran B. Indonesia pertemuan ke 5
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar